Kenapa Banyak yang Bunuh Diri Gara-gara Utang?

By Admin
0


Jakarta - Beban utang yang begitu berat kerap kali menjadi alasan sejumlah orang untuk mengakhiri hidupnya. Kondisi ini seperti yang terjadi di Malang baru-baru ini di mana satu keluarga memutuskan untuk bunuh diri.


Kemudian pada September lalu ada juga kasus seorang pria asal Kecamatan Cikeusal, Serang, berinisial MH (37) bunuh diri di tengah perkebunan. Diduga tindakan ini ia ambil karena usaha yang dimilikinya bangkrut dan terlilit utang.


Selain kasus di atas, ada juga kasus bunuh diri yang dilakukan seorang pemuda di Kota Kediri yang diduga karena terjerat utang pinjaman online (pinjol) dan masih banyak contoh kasus lainnya. Lantas kenapa banyak orang yang memilih untuk bunuh diri karena utang?


Menurut perencana keuangan Andy Nugroho, kondisi ini dapat terjadi karena yang bersangkutan merasa sudah tidak memiliki cara untuk menyelesaikan utang-utang yang dimilikinya. Akhirnya sebagai 'jalan pintas', yang bersangkutan kemudian nekat melakukan aksi bunuh diri.


"Kalau menurut psikolog kan mereka yang bunuh diri itu karena mereka ingin menyelesaikan masalahnya (utang) dengan cepat gitu ya," kata Andy kepada detikcom, Jumat (15/12/2023).


"Nah mungkin mereka ini merasa tidak menemukan jalan keluar untuk permasalahannya gitu ya, sudah terlalu penuh pikirannya, cara cepatnya (terbebas dari utang) bagaimana ya mereka bunuh diri," tambahnya.


Selain itu rasa 'teror' yang mungkin dirasakan pemilik utang saat ditagih oleh pihak pemberi utang bisa menjadi faktor lain yang menguatkan keputusan seseorang untuk melakukan bunuh diri.


"Kita bicara dalam konteks keuangan gitu ya, kita kan nggak tahu nih mereka itu meminjam uang ke mana, apakah ke pribadi, apakah institusi. Taruh lah pinjamnya ke pribadi, nah orang yang dipinjami ini kan kadang menagih gitu ya, walaupun yang menagih biasa-biasa saja kan buat orang yang sudah terlalu pusing itu akan dianggap sebagai teror juga kan," jelasnya.


Padahal menurut Andy selalu ada kemungkinan yang bersangkutan sudah mencoba berbagai cara untuk menyelesaikan utang-utangnya. Namun karena merasa sudah tidak kuat dengan beban utang yang dimilikinya, yang bersangkutan akhirnya gelap mata dan memutuskan untuk bunuh diri.


"Sementara dia pekerjaannya tidak bisa menghasilkan lebih banyak lagi untuk menutupi utang tersebut, atau misalnya dia berusaha untuk gali lubang tutup lubang eh nggak dapat pinjaman lain dari teman atau orang lain, mau jual aset sudah nggak ada lagi gitu kan, dan mungkin dia merasa sudah tidak tahu lagi harus bagaimana cara, yaudah cara paling cepat itu tadi, bunuh diri," ujar Andy.


Di luar itu ia mengingatkan dalam banyak kasus (pinjam ke bank atau lembaga keuangan lainnya), utang yang dimiliki seseorang tetap harus dilunasi. Dalam hal ini biasanya ahli waris yang harus bertanggung jawab.


Pada akhirnya kondisi ini juga yang biasanya membuat aksi bunuh diri karena utang dilakukan bersama-sama satu keluarga. Tujuannya agar tidak ada ahli waris yang harus terbebani utang.


"Kalau secara hukum, setahu saya (utang) akan tetap jatuh ke ahli warisnya yang masih hidup. Makanya kemudian salah satu alasan yang saya tahu ya, kenapa kok istilahnya bunuh dirinya ramai-ramai ya, misalnya yang utang si ayahnya dan dia tahu kalau 'saya meninggal sendirian, anak istri saya tetap harus melunasi utangnya gitu kan', dan dia tidak mau itu terjadi akhirnya dihabisin semua (bunuh diri bersama)," terang Andy.




Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)